Rabu, 08 April 2015

LISTRIK INDONESIA MENGALAMI KRISIS




Dalam setiap melakukan aktifitas sehari-hari tentunya kita membutuhkan energi. Berlari, mengeringkan pakaian maupun menghidupkan mesin-mesin pada pabrik pun membutuhkan energi. Jika secara ilmiah, energi dapat dikatakan menentukan kapasitas dari semua objek agar dapat melakukan tugasnya.
            Dari segi pemakaiannya, sumber energi dapat dibedakan menjadi energi primer yaitu energi yang diberikan langsung oleh alam dalam wujud aslinya dan belum mengalami perubahan atau konversi, contohnya minyak bumi, gas alam, tenaga air dan batubara. Sedangkan energi sekunder yaitu energi yang sudah mengalami proses lebih lanjut, contohnya energi listrik.


Energi Fosil
Energi listrik yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghidupkan lampu sebenarnya sudah mengalami konversi dari sumber energi fosil. Energi fosil yang dikonversikan tersebut berasal dari tanaman, hewan dan makhluk lainnya yang terkubur di dalam tanah selama jutaan tahun lalu. Karena adanya panas dan tekanan dalam kerak bumi akhirnya tanaman, hewan dan makhluk yang terkubur tersebut berubah menjadi batubara, minyak dan gas yang kita kenal selanjutnya dengan bahan bakar fosil. Karena dibutuhkan jutaan tahun untuk dapat kita gunakan sebagai bahan bakar maka sumber energi ini dapat disebut energi tak terbaharukan.
Dengan sumber energi yang terbatas dan tak terbaharukan, sedang pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk semakin meningkat, menimbulkan masalah baru yakni krisis energi yang tidak hanya dialami oleh Indonesia melainkan dunia pun merasakan. Diperkirakan oleh Energy Information Administration bahwa pada tahun 2007 sumber utama energi terdiri dari minyak bumi 36%, batubara 27,4% dan gas alam 23% yang berarti 86,4% konsumsi energi primer di dunia adalah bahan bakar fosil. Bisa dibayangkan betapa banyak isi perut bumi yang diambil guna memenuhi kebutuhan manusia.
Alam tidak dapat terus-menerus memberikan apa yang dimau oleh penghuninya. Jasad-jasad yang sudah mati dan terkubur selama jutaan tahun tersebut harus lenyap begitu saja dalam hitungan menit dan detik. Bumi harus menunggu jutaan tahun lagi untuk bisa memperbaharuinya, akan tetapi kebutuhan manusia yang terus menerus meningkat tidak memungkinkan untuk menunggu begitu lama.

Dampak Lingkungan
Efek rumah kaca adalah proses dimana atmosfer bumi menangkap sebagian panas atau energi matahari, dan kegiatan manusia di dalam menggunakan energi menambah gas rumah kaca di atmosfer yang mengakibatkan peningkatan suhu global dan gangguan iklim.
Gangguan iklim atau perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada unsur-usur iklim seperti naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya penguapan di udara, berubahnya pola curah hujan, dan tekanan udara yang pada akhirnya mengubah pola iklim dunia. Hal tersebut dikarenakan penggunaan bahan bakar fosil yang meningkatkan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (NOX), Sulfur Dioksida (SO2) dan tiga gas-gas industri yang mengandung Flour (HFC, PFC, SF6).
Emisi gas NOX dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk Asam Nitrat (HNO3) dan Asam Sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan , maka air hujan tersebut bersifat asam karena ph-nya yang kurang dari 5,6. Tanah untuk pertanian yang asam akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Sedang pada perairan yaitu danau dan sungai yang kadar airnya asam atau ph-nya kurang dari 5,6 (ph normal) maka makhluk hidup yang ada di dalamnya juga akan terganggu. Sedangkan gas-gas industri yang mengandung flour dari proses produksi akan tetap tinggal di atmosfer hampir selama-lamanya karena tidak adanya penyerap ataupun penghancur alaminya.

Penghematan Listrik
            Setelah banyaknya kerugian yang ditimbulkan pada manusia dan bumi, alangkah baiknya kita juga bisa meminimalkan atau sedikit ber-empati pada bumi sebagai tempat tinggal kita. Sebenarnya pembangkit listrik tidak hanya menggunakan bahan fosil, ada juga energi alternatif yang bisa digunakan seperti panas bumi, biomassa, sinar matahari, nuklir dan sebagainya. Kebanyakan energi yang dikembangkan adalah energi terbaharukan. Namun ada juga yang tak terbaharukan seperti energi nuklir. Nuklir dapat dikategorikan sebagai energi alternatif karena ramah lingkungan dan hemat sehingga ketersediaannya dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

            Dunia sedang mengalami krisis energi dan hal yang sebaiknya kita lakukan adalah dengan penghematan energi. Hal-hal nyata yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu menggunakan lampu hemat energi seperti lampu neon hemat energi dibandingkan dengan lampu bohlem, mematikan keran air, televisi dan lampu jika tidak digunakan. Selain itu pemerintah juga dapat menyosialisasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat hemat energi dan menyusun kebijakan maupun pemberian penghargaan atau apresiasi positif atas segala kegiatan atau inovasi dalam penghematan energi.
            Hemat energi secara Total. Padamkan listrikmu 1 hari dalam sebulan.

Tidak ada komentar: