Dalam setiap melakukan aktifitas sehari-hari
tentunya kita membutuhkan energi. Berlari, mengeringkan pakaian maupun menghidupkan
mesin-mesin pada pabrik pun membutuhkan energi. Jika secara ilmiah, energi
dapat dikatakan menentukan kapasitas dari semua objek agar dapat melakukan
tugasnya.
Dari
segi pemakaiannya, sumber energi dapat dibedakan menjadi energi primer yaitu
energi yang diberikan langsung oleh alam dalam wujud aslinya dan belum mengalami
perubahan atau konversi, contohnya minyak bumi, gas alam, tenaga air dan
batubara. Sedangkan energi sekunder yaitu energi yang sudah mengalami proses
lebih lanjut, contohnya energi listrik.
Energi
Fosil
Energi listrik yang
kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghidupkan lampu sebenarnya
sudah mengalami konversi dari sumber energi fosil. Energi fosil yang dikonversikan
tersebut berasal dari tanaman, hewan dan makhluk lainnya yang terkubur di dalam
tanah selama jutaan tahun lalu. Karena adanya panas dan tekanan dalam kerak
bumi akhirnya tanaman, hewan dan makhluk yang terkubur tersebut berubah menjadi
batubara, minyak dan gas yang kita kenal selanjutnya dengan bahan bakar fosil.
Karena dibutuhkan jutaan tahun untuk dapat kita gunakan sebagai bahan bakar
maka sumber energi ini dapat disebut energi tak terbaharukan.
Dengan sumber energi
yang terbatas dan tak terbaharukan, sedang pertumbuhan ekonomi dan pertambahan
penduduk semakin meningkat, menimbulkan masalah baru yakni krisis energi yang
tidak hanya dialami oleh Indonesia melainkan dunia pun merasakan. Diperkirakan
oleh Energy Information Administration
bahwa pada tahun 2007 sumber utama energi terdiri dari minyak bumi 36%,
batubara 27,4% dan gas alam 23% yang berarti 86,4% konsumsi energi primer di
dunia adalah bahan bakar fosil. Bisa dibayangkan betapa banyak isi perut bumi
yang diambil guna memenuhi kebutuhan manusia.
Alam tidak dapat
terus-menerus memberikan apa yang dimau oleh penghuninya. Jasad-jasad yang
sudah mati dan terkubur selama jutaan tahun tersebut harus lenyap begitu saja
dalam hitungan menit dan detik. Bumi harus menunggu jutaan tahun lagi untuk
bisa memperbaharuinya, akan tetapi kebutuhan manusia yang terus menerus
meningkat tidak memungkinkan untuk menunggu begitu lama.
Dampak
Lingkungan
Efek rumah kaca adalah
proses dimana atmosfer bumi menangkap sebagian panas atau energi matahari, dan
kegiatan manusia di dalam menggunakan energi menambah gas rumah kaca di
atmosfer yang mengakibatkan peningkatan suhu global dan gangguan iklim.
Gangguan iklim atau
perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada unsur-usur iklim seperti naiknya
suhu permukaan bumi, meningkatnya penguapan di udara, berubahnya pola curah
hujan, dan tekanan udara yang pada akhirnya mengubah pola iklim dunia. Hal
tersebut dikarenakan penggunaan bahan bakar fosil yang meningkatkan konsentrasi
Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida
(NOX), Sulfur Dioksida (SO2) dan tiga gas-gas industri yang mengandung Flour
(HFC, PFC, SF6).
Emisi gas NOX dan SO2
ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk Asam Nitrat (HNO3)
dan Asam Sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun
hujan , maka air hujan tersebut bersifat asam karena ph-nya yang kurang dari 5,6.
Tanah untuk pertanian yang asam akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi.
Sedang pada perairan yaitu danau dan sungai yang kadar airnya asam atau ph-nya
kurang dari 5,6 (ph normal) maka makhluk hidup yang ada di dalamnya juga akan
terganggu. Sedangkan gas-gas industri yang mengandung flour dari proses
produksi akan tetap tinggal di atmosfer hampir selama-lamanya karena tidak
adanya penyerap ataupun penghancur alaminya.
Penghematan
Listrik
Setelah
banyaknya kerugian yang ditimbulkan pada manusia dan bumi, alangkah baiknya
kita juga bisa meminimalkan atau sedikit ber-empati pada bumi sebagai tempat
tinggal kita. Sebenarnya pembangkit listrik tidak hanya menggunakan bahan fosil,
ada juga energi alternatif yang bisa digunakan seperti panas bumi, biomassa,
sinar matahari, nuklir dan sebagainya. Kebanyakan energi yang dikembangkan
adalah energi terbaharukan. Namun ada juga yang tak terbaharukan seperti energi
nuklir. Nuklir dapat dikategorikan sebagai energi alternatif karena ramah
lingkungan dan hemat sehingga ketersediaannya dapat digunakan dalam jangka
waktu yang lama.
Dunia
sedang mengalami krisis energi dan hal yang sebaiknya kita lakukan adalah
dengan penghematan energi. Hal-hal nyata yang dapat kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu menggunakan lampu hemat energi seperti lampu neon
hemat energi dibandingkan dengan lampu bohlem, mematikan keran air, televisi
dan lampu jika tidak digunakan. Selain itu pemerintah juga dapat
menyosialisasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat hemat energi dan menyusun
kebijakan maupun pemberian penghargaan atau apresiasi positif atas segala
kegiatan atau inovasi dalam penghematan energi.
Hemat
energi secara Total. Padamkan listrikmu 1 hari dalam sebulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar